Tidak secara sengaja melihat tanggal yang tertera di BB saya sore ini...tidak secara sengaja juga saya teringat bahwa besok adalah hari Valentine yang membuat saya memaklumi banyak corak,warna dan bentuk coklat bertebaran di jual di supermarket yang saya kunjungi minggu lalu.
Untuk skala usia sekarang ini sangat wajar bila saya tidak "ngeh" lagi dengan hari kasih sayang, cenderung tidak peduli dan tidak sadar bahwa saling mengucapkan selamat Valentine, memberi kado atau bingkisan dan coklat dulu pernah saya lakukan kepada orang-orang terdekat saya. Bila mengingat itu berasa lucu dan berlebihan...namun semua itu tak lebih sekedar ungkapan yang dibuat secara istimewa dengan maksud ingin teman, keluarga, pasangan hidup, kekasih tahu bahwa kita sangat sayang kepada mereka.
Terlepas dari itu semua, perlukah hal tersebut kita lakukan, kita abadikan, bahkan di seluruh dunia juga merayakannya. Mengingat tanpa sadar kita atau siapapun pernah menyakiti atau disakiti, mengkhianati dan dikhianati bahkan oleh orang terdekat kita. Masih banyak diantara kita saling membicarakan kejelekan sesama, mudah membuat duka atau tangis seseorang yang kita sayangi, sehingga berpisah atau tidak dekat lagi. Hal tersebut banyak ditemui didalam bentuk apapun pergaulan: sahabat, bisnis, pertemanan maupun percintaan. Bila sudah begitu akankah kita atau mereka ingat dengan ungkapan kasih sayang yang pernah terlontar di hari Valentine, bahkan kado yang berupa coklat yang didapat bila disimpan untuk kenangan mungkin sudah basi atau bila sudah dimakan telah menjadi limbah yang entah berantah. Akankah nilai kasih sayang yang diucapkan menjadi moment yang sifatnya sementara, yang akan berlalu begitu saja? Tidak jauh berbeda dengan ijab kabul yang terwujud dari proses berkasih sayang namun tidak sedikit orang pula masih mampu melanggarnya. Pun dengan perjanjian dunia yang dibuat demi terwujudnya perdamaian yang merefleksikan kasih sayang sesama manusia namun tetap saja terjadi perang.
Lebih baiknya kita pahami secara dalam, tentang kasih sayang itu sendiri bukan ucapan atau kado yang terindah yang harus kita serahkan, namun seberapa dalam kita mampu menjaga bentuk kasih sayang kita kepada siapapun . Bilapun kita mengingat bahwa di setiap tanggal 14 Februari adalah hari kasih sayang, sebaiknya kita jadikan sebagai renungan seberapa mampukah kita menjaga kasih sayang kita agar "tetap" kepada siapapun dan dimanapun..karena itulah bagian tersulitnya namun bagian terindahnya hidup dunia. Setidaknya dari sinilah kita belajar bagaimana memberi kasih sayang yang ber"hati", "layak" dan "tepat" . Minimal dibagian terkecil di hidup ini kita sudah menjaga dari seharusnya yang kita jaga tentang nilai kasih sayang yang sesungguhnya. Semoga semua itu ada di diri kita.
Selamat hari Valentine, bukan kata "I love U yang akan saya lontarkan tapi berupa doa semoga kita semua, bisa tetap menjaga kasih sayang kepada orang terdekat dan sekitar kita. Amien
Untuk skala usia sekarang ini sangat wajar bila saya tidak "ngeh" lagi dengan hari kasih sayang, cenderung tidak peduli dan tidak sadar bahwa saling mengucapkan selamat Valentine, memberi kado atau bingkisan dan coklat dulu pernah saya lakukan kepada orang-orang terdekat saya. Bila mengingat itu berasa lucu dan berlebihan...namun semua itu tak lebih sekedar ungkapan yang dibuat secara istimewa dengan maksud ingin teman, keluarga, pasangan hidup, kekasih tahu bahwa kita sangat sayang kepada mereka.
Terlepas dari itu semua, perlukah hal tersebut kita lakukan, kita abadikan, bahkan di seluruh dunia juga merayakannya. Mengingat tanpa sadar kita atau siapapun pernah menyakiti atau disakiti, mengkhianati dan dikhianati bahkan oleh orang terdekat kita. Masih banyak diantara kita saling membicarakan kejelekan sesama, mudah membuat duka atau tangis seseorang yang kita sayangi, sehingga berpisah atau tidak dekat lagi. Hal tersebut banyak ditemui didalam bentuk apapun pergaulan: sahabat, bisnis, pertemanan maupun percintaan. Bila sudah begitu akankah kita atau mereka ingat dengan ungkapan kasih sayang yang pernah terlontar di hari Valentine, bahkan kado yang berupa coklat yang didapat bila disimpan untuk kenangan mungkin sudah basi atau bila sudah dimakan telah menjadi limbah yang entah berantah. Akankah nilai kasih sayang yang diucapkan menjadi moment yang sifatnya sementara, yang akan berlalu begitu saja? Tidak jauh berbeda dengan ijab kabul yang terwujud dari proses berkasih sayang namun tidak sedikit orang pula masih mampu melanggarnya. Pun dengan perjanjian dunia yang dibuat demi terwujudnya perdamaian yang merefleksikan kasih sayang sesama manusia namun tetap saja terjadi perang.
Lebih baiknya kita pahami secara dalam, tentang kasih sayang itu sendiri bukan ucapan atau kado yang terindah yang harus kita serahkan, namun seberapa dalam kita mampu menjaga bentuk kasih sayang kita kepada siapapun . Bilapun kita mengingat bahwa di setiap tanggal 14 Februari adalah hari kasih sayang, sebaiknya kita jadikan sebagai renungan seberapa mampukah kita menjaga kasih sayang kita agar "tetap" kepada siapapun dan dimanapun..karena itulah bagian tersulitnya namun bagian terindahnya hidup dunia. Setidaknya dari sinilah kita belajar bagaimana memberi kasih sayang yang ber"hati", "layak" dan "tepat" . Minimal dibagian terkecil di hidup ini kita sudah menjaga dari seharusnya yang kita jaga tentang nilai kasih sayang yang sesungguhnya. Semoga semua itu ada di diri kita.
Selamat hari Valentine, bukan kata "I love U yang akan saya lontarkan tapi berupa doa semoga kita semua, bisa tetap menjaga kasih sayang kepada orang terdekat dan sekitar kita. Amien
hmmm.... akhirnya ada yang mau kirim tulisan... yuuukkk kirim tulisan kita ke blog Alumni kita ini...
BalasHapusnggak usah pake valentin2an aku selalu mendoakan smoga kalian semua sehat sukses makmur sentosa jaya, sejahtera kaya raya, tentram kerta raharja kalo mati masuk surga....
BalasHapus